68 Pesantren Bersejarah Terima Anugerah Satu Abad Nahdlatul Ulama
Pelajarnews.com - Inilah 68 pesantren yang menerima Anugerah Satu Abad NU sebagai pengakuan atas kontribusi mereka selama lebih dari 100 tahun.
Pada perayaan satu abad Nahdlatul Ulama (NU), Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memberikan penghargaan kepada 68 pondok pesantren yang telah berusia lebih dari 100 tahun.
Penghargaan ini dikenal dengan Anugerah Satu Abad NU, yang merupakan bentuk penghargaan terhadap kontribusi pondok pesantren dalam mendidik generasi muda dan menjaga warisan kebudayaan Islam di Indonesia.
Acara penghargaan ini diadakan di Teater Tanah Airku, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, sebagai bagian dari rangkaian peringatan Hari Santri Nasional.
Signifikansi Penghargaan Anugerah Satu Abad NU
Menghormati Kontribusi Sejarah
Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan moral bangsa.
Dalam sejarah panjangnya, pesantren telah menjadi pusat pembelajaran agama, budaya, dan sosial yang berkontribusi besar terhadap pembangunan bangsa.
Penghargaan Anugerah Satu Abad NU merupakan pengakuan resmi terhadap peran signifikan ini, terutama bagi pesantren yang telah bertahan lebih dari satu abad dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga pendidikan.
Melestarikan Nilai-Nilai Keagamaan dan Kebangsaan
Penghargaan ini juga bertujuan untuk melestarikan nilai-nilai keagamaan dan kebangsaan yang diajarkan di pondok pesantren.
Dengan memberikan penghargaan kepada pesantren yang telah lama berdiri, NU berharap dapat menginspirasi pesantren-pesantren lainnya untuk terus berkontribusi pada kemajuan umat dan bangsa.
Selain itu, penghargaan ini juga diharapkan dapat memperkuat hubungan antara pesantren dan masyarakat dalam menjaga harmoni sosial dan kebhinekaan.
Daftar 68 Pondok Pesantren yang Meraih Penghargaan
Berikut adalah daftar 68 pondok pesantren yang mendapatkan penghargaan Anugerah Satu Abad NU.
Setiap pesantren dalam daftar ini memiliki sejarah panjang dan kontribusi yang tidak ternilai dalam bidang pendidikan dan dakwah Islam di Indonesia.
Pondok Pesantren Pondok Pesantren Al-Kahfi Somolangu, Kebumen (1475)
Dayah Ma’hadul Ulum Diniyyah (Mudi) Mesra, Birieun Aceh (abad 17-an)
Pondok Pesantren Mojosari, Loceret, Nganjuk (1710)
Pondok Pesantren Cangaan, Bangil, Pasuruan (1710)
Pondok Pesantren Babakan, Cirebon (1715)
Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan (1718)
Pondok Pesantren Jamsaren, Solo (1750)
Pondok Pesantren Buntet, Cirebon (1750)
Pondok Pesantren Qomaruddin, Bungah, Gresik (1753)
Pondok Pesantren Miftahul Huda, Gading, Malang (1768)
Pondok Pesantren Balerante, Cirebon (1779)
Pondok Pesantren Miftahul Falah Bungkuk, Singosari, Malang (1785)
Pondok Pesantren Al-Hamdaniyah, Siwalan Panji, Sidoarjo (1787)
Pondok Pesantren Salafiyah Pasuruan (1779)
Pondok Pesantren Hidayatut Thullab, Durenan, Trenggalek (1790)
Pondok Pesantren Gedongan, Cirebon (1800-an)
Pondok Pesantren Tambak Beras, Jombang (1825)
Pondok Pesantren Watucongol, Magelang, (1830)
Pondok Pesantren Tremas, Pacitan (1830)
Pondok Pesantren Al-Asy’ariyah, Kalibeber, Wonosobo (1832)
Pondok Pesantren Zainul Hasan, Genggong, Probolinggo (1839)
Pondok Pesantren Al-Hikamus Salafiyah, Cipulus, Purwakarta (1840)
Pondok Pesantren Al-Fauzan, Garut (1850)
Pondok Pesantren Langitan, Tuban (1852)
Pondok Pesantren al-Ittihad Poncol, Semarang (1893)
Pondok Pesantren MIS (Ma’hadul Ilmi Asy-Syar’i), Sarang, Rembang (1859)
Pondok Pesantren Syaikhona Kholil, Bangkalan (1861)
Pondok Pesantren Giri Kusumo, Mranggen, Demak (1868)
Pondok Pesantren Arriyadl, Ringinagung, Pare, Kediri (1870)
Pondok Pesantren Tarbiyatun Nasyiin, Pacul Gowang (1880)
Pondok Pesantren Besuk Kejayan Pasuruan (1881)
Pondok Pesantren Sukamiskin, Bandung (1881)
Pondok Pesantren Al-Ashriyah, Genteng, Banyuwangi (1882)
Pondok Pesantren Roudatul Mubtadi’in, Balekambang, Jepara (1884)
Pondok Pesantren Darul Ulum, Peterongan, Jombang (1885)
Pondok Pesantren Al-Ihsan, Jampes, Kediri (1886)
Pondok Pesantren Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep (1887)
Pondok Pesantren Darul Hikam, Bendo, Pare, Kediri (1889)
Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah, Lamongan (1898)
Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang (1899)
Pondok Pesantren Gedongsari, Nganjuk (1901)
Pondok Pesantren Al-Falak Pagentongan, Bogor (1901)
Pondok Pesantren Al-Fatah, Banjarnegara (1901)
Pondok Pesantren Futuhiyah, Mranggen, Demak (1905)
Pondok Pesantren Mathaliul Huda Pati (1905)
Pondok Pesantren Kempek, Cirebon (1908)
Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah, Sukorejo, Situbondo (1908)
Pondok Pesantren Maslakul Huda, Kajen, Pati (1910)
Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri (1910)
Pondok Pesantren Al-Hikmah, Benda, Brebes (1911)
Pondok Pesantren Al-Munawwir, Yogyakarta (1911)
Pondok Pesantren Raudlatul Ulum, Jember (1912)
Pondok Pesantren Ma’hadut Tholabah, Tegal (1913)
Pondok Pesantren Darussalam Martapura Kalsel (1914)
Pesantren Islam As Shiddiqi, Jember (1915)
Pondok Pesantren al-Hidayah Lasem Rembang (1916)
Pondok Pesantren Matla’ul Anwar Linahdhatil Ulama (MALNU) Pandeglang (1916)
Pondok Pesantren Denanyar, Jombang (1917)
Pondok Pesantren al-Qaumaniyah, Bareng, Kudus (1918)
Pondok Pesantren Tahsinul Akhlaq, Winong, Cirebon (1918)
Pondok Pesantren Apik, Kauman Kaliwungu, (1919)
Pondok Pesantren Al-Masturiyah, Sukabumi (1920)
Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyyah, Seblak Jombang (1921)
Pondok Pesantren Baitul Arqom Ciparay, Bandung (1922)
Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah, Kalsel (1922)
Pondok Pesantren Mustofawiyah, Mandailing Natal, Sumut (1925)
Pondok Pesantren Ihya Ulumaddin, Cilacap (1925)
Pondok Pesantren Ploso, Kediri (1925)
Dampak Penghargaan Terhadap Masa Depan Pesantren
Meningkatkan Motivasi dan Prestasi
Penghargaan ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi para pengasuh dan santri di pesantren untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran.
Dengan adanya pengakuan resmi dari NU, pesantren-pesantren ini diharapkan akan terus berkembang dan berinovasi dalam metode pengajaran tanpa meninggalkan nilai-nilai tradisional yang telah menjadi ciri khasnya.
Menumbuhkan Rasa Bangga di Kalangan Santri
Para santri di pesantren-pesantren yang menerima penghargaan ini tentunya merasa bangga karena mereka menjadi bagian dari lembaga pendidikan yang diakui secara nasional.
Rasa bangga ini diharapkan dapat mendorong mereka untuk lebih giat belajar dan berkontribusi dalam pengembangan pesantren serta masyarakat luas.
Penutup: Sebuah Warisan yang Harus Dijaga
Penghargaan Anugerah Satu Abad NU kepada 68 pondok pesantren ini bukan hanya sekadar seremoni, melainkan sebuah pengakuan atas jasa besar yang telah diberikan oleh pesantren dalam membangun karakter bangsa.
Sebagai lembaga pendidikan tertua di Indonesia, pesantren memiliki tanggung jawab besar dalam melanjutkan misi dakwah Islam dan menjaga keutuhan serta kerukunan bangsa.
Dengan penghargaan ini, NU memberikan dorongan agar pesantren terus menjadi pelita bagi umat, memancarkan cahaya ilmu dan kebijaksanaan di tengah tantangan zaman.
Cek Berita dan Artikel Pelajarnews.com yang lain di Google News
Post a Comment