Berapa Rasio Jumlah Dosen dan Mahasiswa yang Ideal? Ini Aturannya

Table of Contents

Berapa Rasio Jumlah Dosen dan Mahasiswa yang Ideal? Ini Aturannya

Pelajarnews.com - Dalam dunia pendidikan tinggi, ada satu pertanyaan penting yang sering terabaikan namun memiliki dampak besar terhadap kualitas pendidikan: berapa rasio jumlah dosen dan mahasiswa yang ideal? 

Sebuah pertanyaan yang mungkin terlihat sederhana, tetapi kenyataannya, rasio ini bisa menjadi penentu apakah mahasiswa akan mendapatkan pendidikan yang maksimal atau justru sebaliknya.

Mari kita buka mata dan telinga kita sejenak. Di Indonesia, rasio dosen dan mahasiswa sering kali jauh dari kata ideal. Ini bukan sekadar teori atau spekulasi, melainkan hasil dari riset yang dilakukan oleh Kemendikbud Ristek. 

Fakta di lapangan menunjukkan bahwa ada perguruan tinggi yang satu dosennya harus menghadapi 100 mahasiswa sekaligus dalam satu kelas. 

Baca jugaCara Menghitung Rasio Dosen dan Mahasiswa untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan

Bahkan, ada yang lebih ekstrem lagi, satu dosen harus berhadapan dengan 750 mahasiswa! Bayangkan, bagaimana mungkin kualitas pendidikan dapat terjamin dengan kondisi seperti ini?

Mengapa Rasio Dosen dan Mahasiswa Penting?

Sekarang, mari kita telaah lebih dalam, mengapa rasio ini begitu penting? Tidak hanya sekadar angka di atas kertas, rasio ini mencerminkan seberapa optimal interaksi antara dosen dan mahasiswa dapat terjadi. Ini bukan hanya soal seberapa banyak mahasiswa yang bisa ditampung dalam satu kelas, tetapi lebih dari itu, ini tentang bagaimana pengetahuan dapat ditransfer dengan efektif.

1. Meningkatkan Pemahaman Mahasiswa

Mari kita bayangkan, dalam sebuah kelas dengan 100 mahasiswa, seorang dosen berdiri di depan, mencoba memberikan materi terbaiknya. 

Tapi sayangnya, apa yang terjadi? Dengan jumlah yang begitu besar, dosen lebih cenderung fokus pada metode pengajaran tanpa bisa memastikan seberapa banyak mahasiswa yang benar-benar memahami apa yang disampaikan. 

Di sisi lain, jika jumlah mahasiswa lebih sedikit, dosen dapat lebih fokus pada kebutuhan individual, memperhatikan setiap pertanyaan, dan memberikan penjelasan yang lebih mendalam. Hasilnya? Mahasiswa lebih paham, dan kualitas lulusan meningkat.

2. Memudahkan Dosen dalam Monitoring

Seorang dosen dengan jumlah mahasiswa yang ideal dapat lebih mudah memonitor perkembangan setiap individu. Ini bukan sekadar formalitas, tetapi bagian dari proses pembelajaran yang esensial. 

Dengan jumlah mahasiswa yang proporsional, dosen dapat lebih mudah membaca karakter, mengenali kekuatan dan kelemahan masing-masing mahasiswa, serta memberikan bimbingan yang sesuai. Ini bukan sekadar mendidik, tetapi membentuk, mempersiapkan mahasiswa untuk dunia nyata.

3. Meningkatkan Prestasi Akademik

Ketika dosen dapat memberikan perhatian penuh pada setiap mahasiswa, hasilnya jelas. Mahasiswa akan lebih memahami materi, yang pada gilirannya akan meningkatkan prestasi akademik mereka. Bukan hanya mahasiswa yang diuntungkan, tetapi juga perguruan tinggi itu sendiri. 

Dengan prestasi akademik yang meningkat, reputasi kampus akan terangkat, yang pada akhirnya akan berkontribusi pada akreditasi yang lebih baik.

4. Mendorong Peningkatan Kualitas Perguruan Tinggi

Rasio yang ideal tidak hanya berdampak pada mahasiswa dan dosen, tetapi juga pada kualitas perguruan tinggi secara keseluruhan. Dengan proses pembelajaran yang berjalan lancar, perguruan tinggi dapat lebih fokus pada perbaikan mutu, baik dari segi kurikulum, fasilitas, maupun layanan pendukung lainnya. 

Dosen tidak lagi terbebani dengan jumlah mahasiswa yang tidak rasional, sehingga mereka bisa menjadi pendorong utama dalam peningkatan mutu pendidikan di kampus.

Aturan Rasio Ideal di Indonesia

Pertanyaannya sekarang, berapa sebenarnya rasio ideal antara dosen dan mahasiswa? Pemerintah Indonesia, melalui Kemendikbud Ristek, telah menetapkan aturan yang jelas mengenai hal ini. 

Berdasarkan Surat Edaran BAN PT Nomor 1041/BAN-PT/LL/2020, rasio yang ideal adalah 1:30 untuk bidang eksakta dan 1:45 untuk bidang sosial.

Bidang Eksakta: Rasio 1:30 diharapkan mampu memberikan ruang bagi dosen untuk lebih intens dalam mengajarkan konsep-konsep kompleks yang membutuhkan perhatian lebih. 

Mata pelajaran eksakta seperti matematika, fisika, atau kimia sering kali memerlukan penjelasan yang mendalam dan pengulangan agar dapat dipahami dengan baik oleh mahasiswa.

Bidang Sosial: Di sisi lain, untuk mata pelajaran di bidang sosial seperti sosiologi, antropologi, atau ilmu komunikasi, rasio 1:45 dianggap lebih sesuai. Mata pelajaran ini cenderung lebih interaktif dan diskursif, di mana mahasiswa didorong untuk lebih banyak berdiskusi dan bertukar pikiran.

Dengan mengikuti rasio ini, perguruan tinggi diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, di mana dosen dan mahasiswa dapat berinteraksi secara optimal. Tidak ada lagi kelas yang penuh sesak, tidak ada lagi dosen yang kelelahan karena harus mengajar ratusan mahasiswa sekaligus.

Implikasi Jika Rasio Tidak Ideal

Namun, mari kita realistis. Banyak perguruan tinggi yang masih jauh dari memenuhi rasio ideal ini. Apa dampaknya? Pertama, kualitas pendidikan yang ditawarkan akan menurun. Mahasiswa tidak mendapatkan perhatian yang cukup, yang pada akhirnya dapat menyebabkan rendahnya tingkat pemahaman dan prestasi akademik. 

Kedua, dosen menjadi terbebani dengan beban kerja yang tidak sebanding, yang dapat berdampak pada kesehatan mental dan fisik mereka. Ketiga, perguruan tinggi akan kesulitan dalam mencapai akreditasi yang baik, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi reputasi mereka di mata publik dan calon mahasiswa.

Solusi Menuju Rasio Ideal

Jadi, apa yang bisa dilakukan? Langkah pertama adalah kesadaran. Perguruan tinggi harus menyadari pentingnya rasio ini dan mulai bergerak menuju perbaikan. 

Salah satu caranya adalah dengan menambah jumlah dosen sesuai kebutuhan. Pemerintah juga harus memberikan dukungan yang cukup, baik dari segi kebijakan maupun anggaran, untuk memastikan bahwa rasio ini dapat tercapai.

Langkah selanjutnya adalah dengan memanfaatkan teknologi. Dalam era digital ini, teknologi dapat menjadi alat yang sangat berguna dalam mendukung pembelajaran. 

Perguruan tinggi dapat memanfaatkan platform e-learning untuk memperluas jangkauan pendidikan tanpa harus meningkatkan jumlah mahasiswa dalam satu kelas fisik.

Kesimpulan

Pada akhirnya, rasio dosen dan mahasiswa bukanlah sekadar angka, tetapi cerminan dari kualitas pendidikan yang ditawarkan oleh sebuah perguruan tinggi. 

Dengan rasio yang ideal, dosen dapat mengajar dengan lebih efektif, mahasiswa dapat belajar dengan lebih baik, dan perguruan tinggi dapat meningkatkan mutu pendidikan mereka secara keseluruhan. 

Jadi, apakah kampus Anda sudah memenuhi rasio ideal ini? Jika belum, mungkin sudah saatnya untuk mulai berbenah.

Cek Berita dan Artikel Pelajarnews.com yang lain di Google News

Post a Comment