Kenapa Yogyakarta Disebut Kota Pelajar? Ini Penjelasan Lengkapnya

Yogyakarta, sering kali disebut sebagai Kota Pelajar, menyimpan banyak alasan mengapa julukan ini melekat kuat pada kota yang terletak di Pulau Jawa ini.

Pelajarnews.com - Yogyakarta, sering kali disebut sebagai Kota Pelajar, menyimpan banyak alasan mengapa julukan ini melekat kuat pada kota yang terletak di Pulau Jawa ini. 

Tak hanya menjadi pusat budaya, Yogyakarta juga menjadi episentrum pendidikan yang memikat ribuan pelajar dari berbagai penjuru Indonesia. 

Kenapa Yogyakarta disebut Kota Pelajar? Pertanyaan ini kerap muncul di benak banyak orang yang tertarik dengan dunia pendidikan di Indonesia.

Yogyakarta memiliki sejarah panjang sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan. Sejak lama, kota ini dikenal sebagai tempat di mana ilmu pengetahuan dan budaya berkembang pesat. 

Inilah yang membuat Yogyakarta menjadi destinasi utama bagi mereka yang ingin menimba ilmu, baik mereka yang berasal dari dalam negeri maupun luar daerah. 

Mari kita kupas lebih dalam mengenai alasan di balik julukan ini.

1. Sejarah Panjang Pendidikan di Yogyakarta

Cikal bakal pendidikan di Yogyakarta sudah ada sejak ratusan tahun lalu, jauh sebelum munculnya pendidikan formal seperti yang kita kenal sekarang.

Cikal bakal pendidikan di Yogyakarta sudah ada sejak ratusan tahun lalu, jauh sebelum munculnya pendidikan formal seperti yang kita kenal sekarang. 

Berdasarkan jurnal "Yogyakaria Kota Pendidikan dan Ekonomi Alternatif" oleh Sugiyanto, yang dimuat di journal.uny.ac.id, sejarah pendidikan di Yogyakarta berawal jauh sebelum adanya sistem tulisan di Nusantara. 

Pada masa itu, sekitar tahun 1 hingga 1500 Masehi, metode pendidikan yang dikenal dengan Tunggak Semi sudah diterapkan.

Metode Tunggak Semi ini merupakan proses belajar-mengajar yang berlangsung di tempat-tempat khusus seperti padepokan

Padepokan ini, seperti Padepokan Pacrabakan dan Wihara, menjadi pusat belajar yang dipimpin oleh seorang guru atau pendeta bernama Jnanabadra

Para siswa belajar Cilpacastra, yang mengharuskan mereka mengikuti, menghafal, dan mengeksekusi instruksi guru dengan detail. Inilah bentuk awal pendidikan yang menjadi fondasi budaya belajar di Yogyakarta.

2. Pengaruh Kolonial Belanda Terhadap Pendidikan

Ketika Belanda datang ke Indonesia, mereka membawa berbagai pengaruh baru, termasuk di bidang pendidikan. 

Mereka memperkenalkan konsep pendidikan formal yang mencakup berbagai aspek, seperti pertanian, bahasa, kebudayaan, dan hukum. Di Yogyakarta, beberapa sekolah didirikan oleh Belanda dan masih eksis hingga hari ini.

Dua sekolah terkenal yang didirikan pada era kolonial dan masih berdiri hingga sekarang adalah SMA Negeri 3 Yogyakarta dan SMP Negeri 5 Yogyakarta

Selain itu, lembaga pendidikan yang penting lainnya adalah Muhammadiyah, yang didirikan pada tahun 1912, dan Perguruan Taman Siswa, yang didirikan pada tahun 1922 oleh Ki Hadjar Dewantara, yang juga dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia.

Ki Hadjar Dewantara memainkan peran yang sangat penting dalam sejarah pendidikan di Yogyakarta. 

Ia mendirikan Taman Siswa dengan tujuan memberikan akses pendidikan kepada masyarakat pribumi. Pada saat itu, akses pendidikan sangat terbatas dan hanya bisa dinikmati oleh kalangan tertentu. 

Dengan berdirinya Taman Siswa, pendidikan menjadi lebih inklusif dan dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat.

3. Keberadaan Universitas Tertua di Indonesia

Yogyakarta juga menjadi rumah bagi dua universitas tertua di Indonesia, yakni Universitas Islam Indonesia (UII) dan Universitas Gadjah Mada (UGM). UII didirikan pada tahun 1945, sedangkan UGM berdiri sejak tahun 1949.

Yogyakarta juga menjadi rumah bagi dua universitas tertua di Indonesia, yakni Universitas Islam Indonesia (UII) dan Universitas Gadjah Mada (UGM). UII didirikan pada tahun 1945, sedangkan UGM berdiri sejak tahun 1949. 

Keberadaan UGM menjadi salah satu alasan utama Yogyakarta disebut sebagai Kota Pelajar. UGM menjadi pusat pendidikan tinggi pertama yang didirikan oleh pemerintah Republik Indonesia pasca kemerdekaan, yang menandai awal baru bagi pendidikan nasional.

Seiring berdirinya UGM, Yogyakarta mulai menarik banyak pelajar dari seluruh Indonesia. Tak hanya UGM, kota ini juga menjadi tempat bagi universitas lain seperti Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, dan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta

Selain universitas negeri, terdapat pula ratusan universitas swasta yang turut menambah kekayaan pilihan pendidikan di Yogyakarta.

Dengan banyaknya pilihan universitas dan lembaga pendidikan tinggi lainnya, Yogyakarta menjadi tujuan utama bagi mereka yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi. 

Kehadiran universitas-universitas ini tak hanya menarik mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia, tetapi juga dari luar negeri. 

Hal ini semakin mengukuhkan posisi Yogyakarta sebagai Kota Pelajar yang dikenal hingga ke mancanegara.

4. Biaya Hidup yang Terjangkau

Selain banyaknya universitas, salah satu faktor yang membuat Yogyakarta menarik bagi pelajar adalah biaya hidup yang relatif terjangkau

Dibandingkan dengan kota-kota besar lainnya di Indonesia seperti Jakarta atau Bandung, Yogyakarta menawarkan biaya hidup yang lebih rendah, mulai dari akomodasi, makanan, hingga biaya transportasi. 

Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi mahasiswa yang ingin mendapatkan pendidikan berkualitas tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar.

Kos-kosan atau tempat tinggal di Yogyakarta pun tersedia dalam berbagai pilihan harga, dari yang ekonomis hingga eksklusif. 

Begitu pula dengan makanan, di mana para mahasiswa dapat dengan mudah menemukan warung makan dengan harga yang ramah di kantong. 

Inilah alasan mengapa banyak mahasiswa dari seluruh penjuru Indonesia lebih memilih Yogyakarta sebagai tempat untuk melanjutkan pendidikan mereka.

5. Budaya Akademis dan Komunitas Mahasiswa yang Kuat

Di Yogyakarta, terdapat budaya akademis yang sangat kuat. Hal ini tidak lepas dari banyaknya lembaga pendidikan dan universitas yang ada di kota ini. 

Diskusi akademis, seminar, dan kegiatan ilmiah lainnya menjadi hal yang lumrah ditemukan di Yogyakarta. 

Berbagai komunitas mahasiswa dari berbagai latar belakang disiplin ilmu juga tumbuh subur di kota ini, menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pengembangan diri dan pertukaran pengetahuan.

Selain kegiatan akademis, mahasiswa di Yogyakarta juga aktif dalam berbagai kegiatan non-akademis, seperti kegiatan sosial, kesenian, dan olahraga

Banyaknya komunitas seni dan budaya di Yogyakarta memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengembangkan bakat mereka di luar bidang akademis. 

Kehidupan mahasiswa di Yogyakarta tidak hanya sebatas belajar di dalam kelas, tetapi juga aktif berkontribusi dalam masyarakat dan terlibat dalam berbagai kegiatan positif.

6. Lingkungan yang Kondusif untuk Belajar

Lingkungan Yogyakarta juga sangat mendukung proses belajar mengajar. Kota ini memiliki banyak perpustakaan, toko buku, serta ruang terbuka yang sering dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk belajar. 

Salah satu tempat yang ikonik di Yogyakarta adalah Perpustakaan Kota Yogyakarta, yang menyediakan berbagai koleksi buku dan referensi yang dapat diakses oleh masyarakat umum.

Selain itu, suasana kota yang relatif tenang dan nyaman juga menjadi salah satu alasan mengapa banyak mahasiswa betah tinggal dan belajar di Yogyakarta. 

Tidak seperti kota besar lainnya yang cenderung sibuk dan penuh polusi, Yogyakarta menawarkan suasana yang lebih santai dan ramah

Hal ini tentunya sangat mendukung proses belajar dan membuat mahasiswa dapat lebih fokus dalam menimba ilmu.

7. Kehidupan Sosial yang Inklusif

Mahasiswa yang datang ke Yogyakarta berasal dari berbagai suku, agama, dan latar belakang budaya. Hal ini menciptakan keberagaman yang sangat kaya di kota ini. 

Masyarakat Yogyakarta yang ramah dan terbuka terhadap pendatang membuat para mahasiswa merasa diterima dan nyaman untuk tinggal di kota ini. 

Kehidupan sosial yang inklusif ini juga membuat mahasiswa dapat belajar tentang toleransi dan hidup berdampingan dengan orang-orang dari latar belakang yang berbeda.

Kehidupan sosial di Yogyakarta juga didukung oleh banyaknya kegiatan seni dan budaya yang dapat diikuti oleh mahasiswa. 

Mulai dari festival budaya, pentas seni, hingga kegiatan sosial yang diadakan oleh berbagai komunitas, semuanya memberikan pengalaman yang berharga bagi mahasiswa untuk mengenal lebih dekat kebudayaan Indonesia, khususnya kebudayaan Jawa.

Kesimpulan: Yogyakarta, Kota Pelajar dengan Segala Pesonanya

Dengan berbagai faktor pendukung seperti keberadaan universitas ternama, biaya hidup yang terjangkau, budaya akademis yang kuat, lingkungan yang kondusif, serta kehidupan sosial yang inklusif, tidak heran jika Yogyakarta mendapat julukan sebagai Kota Pelajar

Julukan ini bukan hanya sekadar label, tetapi mencerminkan kenyataan bahwa Yogyakarta memang menjadi salah satu pusat pendidikan terpenting di Indonesia.

Yogyakarta bukan hanya tempat untuk menimba ilmu, tetapi juga tempat di mana para pelajar dapat belajar tentang kehidupan, budaya, dan keberagaman. 

Di kota ini, mahasiswa tidak hanya belajar dari buku, tetapi juga dari lingkungan dan masyarakat sekitar. 

Inilah yang menjadikan Yogyakarta istimewa dan selalu menjadi pilihan utama bagi para pencari ilmu dari berbagai penjuru negeri. Yogyakarta, Kota Pelajar, adalah simbol dari semangat belajar dan pengembangan diri yang tidak pernah padam.

Sumber referensi: kumparan.com

Pelajar News
Pelajar News Berita Pelajar Terkini dan Media Informasi Seputar Pendidikan dan Teknologi

Post a Comment for "Kenapa Yogyakarta Disebut Kota Pelajar? Ini Penjelasan Lengkapnya"