Usia Tepat Anak Diberi Handphone Menurut Bill Gates, Mark Zuckerberg, hingga CEO Teknologi Dunia

Usia Tepat Anak Diberi Handphone Menurut Bill Gates, Mark Zuckerberg, hingga CEO Teknologi Dunia

Pelajarnews.comHandphone telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari yang sulit dihindari. Hampir semua aktivitas manusia kini terhubung dengan teknologi, mulai dari pekerjaan hingga komunikasi antar keluarga. 

Namun, ada sebuah pertanyaan besar yang kerap muncul di benak para orang tua: kapan waktu yang tepat untuk memberikan anak handphone atau gadget? Banyak dari para ahli dan bahkan tokoh-tokoh besar di industri teknologi memberikan pandangan mereka mengenai hal ini. 

Kali ini, kita akan menyelami pendapat Bill Gates, Mark Zuckerberg, hingga CEO teknologi lainnya tentang pemberian gadget pada anak.

Pedoman Umum Penggunaan Gadget Pada Anak Menurut WHO dan IDAI

Sebelum kita membahas pendapat para CEO, penting untuk memahami pedoman yang diberikan oleh lembaga kesehatan terkait penggunaan gadget pada anak-anak. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memiliki panduan yang tegas mengenai penggunaan gadget oleh anak-anak. 

WHO menyarankan agar anak di bawah usia dua tahun tidak terpapar gadget sama sekali. Hal ini karena usia tersebut adalah masa kritis bagi perkembangan otak yang sangat membutuhkan interaksi langsung dua arah dengan orang tua dan lingkungan sekitarnya.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga menerapkan pedoman serupa, dengan menyatakan bahwa anak usia 0 hingga 24 bulan harus mendapatkan stimulus komunikasi dua arah dan tidak boleh diberikan screen time. Menurut IDAI, jika anak sudah berusia lebih dari dua tahun, maka screen time bisa diberikan selama satu jam per hari dan harus selalu dalam pendampingan orang tua atau pengasuh

Dokter Spesialis Anak, dr. Rita Andriyani, Sp.A, menekankan bahwa screen time yang terlalu lama bisa berdampak negatif pada anak, seperti kurangnya nafsu makan, menurunnya kemampuan belajar, serta berkurangnya aktivitas bermain yang merupakan bagian penting dari perkembangan anak.

Kapan Anak Boleh Mendapatkan Handphone Menurut Riset dan Para Ahli?

Menurut laman Motherly, banyak orang tua di Amerika Serikat memberikan gadget kepada anak mereka saat mereka mencapai usia 10 tahun. Penelitian menunjukkan bahwa usia ini adalah usia rata-rata saat anak-anak mulai mendapatkan gadget pertama mereka. 

Meskipun begitu, banyak ahli yang masih meragukan dampak jangka panjang pemberian gadget terlalu dini pada anak, terutama dalam hal penggunaan media sosial. Beberapa ahli bahkan menyarankan agar orang tua menunda pemberian gadget hingga anak mencapai usia remaja.

Pertanyaan yang kemudian muncul adalah, bagaimana pendapat para pemimpin besar dalam industri teknologi terkait hal ini? Apakah mereka memberikan gadget kepada anak-anak mereka pada usia yang sama dengan kebanyakan orang tua lainnya? Mari kita lihat pendapat beberapa CEO teknologi dunia mengenai pemberian handphone kepada anak.

Pendapat Para CEO Teknologi Dunia tentang Pemberian Handphone pada Anak

Bill Gates/Foto: Instagram @thisisbillgates
Bill Gates/Foto: Instagram @thisisbillgates
1. Bill Gates: Batasan Ketat untuk Anak-anaknya

Bill Gates, pendiri Microsoft, dikenal sebagai sosok yang cukup ketat dalam hal penggunaan teknologi di rumahnya. Meski ia adalah salah satu orang paling berpengaruh di dunia teknologi, Gates memiliki kebijakan yang jelas terkait pemberian gadget kepada anak-anaknya. Ia tidak mengizinkan anak-anaknya mendapatkan handphone hingga mereka mencapai usia 14 tahun.

Dalam wawancaranya dengan Mirror, Gates menyatakan bahwa memberikan handphone terlalu dini dapat mengganggu pola tidur dan pengembangan keterampilan sosial anak-anak. Ia percaya bahwa dengan menunda pemberian handphone, anak-anak memiliki lebih banyak waktu untuk berkonsentrasi pada tugas sekolah, bermain, dan berinteraksi dengan teman-temannya. 

Bill Gates juga menganggap bahwa batasan dalam penggunaan teknologi sangat penting agar anak dapat tumbuh dengan seimbang.

“Anda harus selalu melihat bagaimana waktu mereka dapat digunakan dengan cara yang lebih produktif, seperti mengerjakan pekerjaan rumah atau tetap berhubungan dengan teman-temannya,” ujar Gates, sebagaimana dikutip dari CNBC Indonesia.

2. Mark Zuckerberg: Hati-hati dengan Screen Time

Mark Zuckerberg, CEO Meta (sebelumnya Facebook), juga memiliki pandangan yang cukup hati-hati dalam hal screen time untuk anak-anaknya. Meskipun ia mengizinkan anak-anaknya untuk melakukan video call dengan kerabat dekat, Zuckerberg menentang penggunaan gadget untuk hiburan yang berlebihan

Ia percaya bahwa screen time yang diberikan kepada anak-anak harus lebih bersifat edukatif dan dalam pengawasan orang tua.

Zuckerberg sering menyebut bahwa interaksi melalui panggilan video adalah cara yang baik untuk tetap menjaga hubungan keluarga, namun ia selalu menekankan bahwa porsi waktu layar harus dibatasi agar tidak merusak perkembangan mental dan sosial anak.

3. Chamath Palihapitiya: Kritikan Terhadap Media Sosial

Chamath Palihapitiya, mantan eksekutif Facebook, menyuarakan keprihatinan yang mendalam terkait dampak negatif media sosial, terutama bagi anak-anak. 

Palihapitiya menyatakan bahwa media sosial dapat mengganggu perkembangan mental anak, dan karena itu, ia melarang anak-anaknya menggunakan media sosial secara keseluruhan.

Menurutnya, media sosial dapat membuat anak-anak menjadi tergantung pada validasi eksternal, yang bisa berdampak negatif pada rasa percaya diri dan kesejahteraan mental mereka. Dengan memberlakukan larangan ini, Palihapitiya berharap anak-anaknya dapat mengembangkan keterampilan sosial secara langsung tanpa tergantung pada platform digital.

4. Susan Wojcicki: Pentingnya Moderasi dalam Konsumsi Digital

Susan Wojcicki, mantan CEO YouTube dan Google, memiliki pendekatan yang lebih moderat dalam hal penggunaan gadget oleh anak-anaknya. Ia mengizinkan anak-anaknya mengakses YouTube Kids, namun dengan pengawasan ketat dan batasan waktu yang telah ditentukan.

Menurut Wojcicki, yang terpenting adalah keseimbangan antara konsumsi digital dan aktivitas offline. Ia menyarankan orang tua untuk memastikan bahwa anak-anak tetap melakukan aktivitas fisik dan sosial yang cukup sehingga tidak terlalu tergantung pada teknologi.

5. Alexis Ohanian: Prioritas Aktivitas Offline

Alexis Ohanian, salah satu pendiri Reddit, bersama istrinya, Serena Williams, memilih untuk lebih fokus pada aktivitas offline untuk anak mereka, Olympia

Ohanian mengatakan bahwa mereka akan memperkenalkan permainan video kepada anak mereka di kemudian hari, namun saat ini mereka lebih memilih aktivitas yang dapat merangsang kreativitas dan imajinasi.

Ohanian menyadari pentingnya teknologi dalam kehidupan modern, tetapi ia merasa bahwa masa kanak-kanak adalah waktu yang tepat untuk menjelajahi dunia nyata, bermain di luar, dan mengembangkan keterampilan sosial dengan cara yang tradisional.

Dampak Negatif Screen Time Berlebihan pada Anak

Banyak penelitian menunjukkan bahwa screen time yang berlebihan dapat memiliki dampak negatif pada perkembangan anak. 

Anak yang menghabiskan terlalu banyak waktu di depan layar cenderung memiliki masalah tidur, kecemasan, dan risiko depresi. Selain itu, screen time yang berlebihan dapat mengurangi kemampuan anak untuk fokus, sehingga mempengaruhi prestasi akademik mereka.

Menurut para ahli, anak-anak yang terlalu lama menggunakan gadget juga berisiko mengalami keterlambatan perkembangan sosial karena kurangnya interaksi tatap muka. Hal ini mengakibatkan mereka kesulitan untuk membangun hubungan interpersonal yang sehat di kemudian hari.

Bagaimana Orang Tua Dapat Mengatur Penggunaan Gadget pada Anak?

Berikut adalah beberapa tips bagi orang tua yang ingin mengatur penggunaan gadget pada anak mereka:

  1. Tetapkan Batas Waktu: Berikan batasan yang jelas mengenai berapa lama anak boleh menggunakan gadget setiap harinya. Idealnya, tidak lebih dari satu jam untuk anak di bawah usia lima tahun.

  2. Pantau Konten yang Dikonsumsi: Pastikan anak hanya mengakses konten yang sesuai dengan usianya. Platform seperti YouTube Kids dapat membantu menyaring konten, tetapi tetap diperlukan pengawasan orang tua.

  3. Libatkan Anak dalam Aktivitas Offline: Ajak anak melakukan kegiatan lain seperti bermain di luar, membaca buku, atau melakukan aktivitas seni. Ini dapat membantu mengalihkan perhatian mereka dari layar dan mengembangkan keterampilan lainnya.

  4. Gunakan Teknologi untuk Belajar: Gadget tidak selalu buruk jika digunakan dengan benar. Ada banyak aplikasi edukatif yang dapat membantu anak belajar dengan cara yang menyenangkan. Namun, pastikan penggunaannya tetap dalam batas wajar.

Akhir Kata

Pemberian gadget kepada anak memang menjadi tantangan besar bagi orang tua di era digital saat ini. Pendapat para CEO teknologi dunia menunjukkan bahwa meskipun mereka adalah pelopor dalam dunia teknologi, mereka tetap berhati-hati dalam memberikan gadget kepada anak-anak mereka. 

Bill Gates, Mark Zuckerberg, hingga Susan Wojcicki setuju bahwa ada batasan-batasan yang perlu diterapkan agar anak-anak dapat tumbuh dengan sehat dan seimbang.

Penting bagi orang tua untuk tidak hanya memberikan gadget, tetapi juga untuk mengawasi penggunaannya dan memastikan bahwa anak tetap memiliki waktu untuk berinteraksi dengan dunia nyata. 

Dengan menerapkan batasan yang jelas, mengawasi konten yang dikonsumsi, serta mendorong anak untuk melakukan aktivitas offline, orang tua dapat membantu anak-anak mereka tumbuh menjadi individu yang sehat, kreatif, dan seimbang di era teknologi ini.

Sumber referensi: haibunda.com

Pelajar News
Pelajar News Berita Pelajar Terkini dan Media Informasi Seputar Pendidikan dan Teknologi

Post a Comment for "Usia Tepat Anak Diberi Handphone Menurut Bill Gates, Mark Zuckerberg, hingga CEO Teknologi Dunia"