Cara Membuat Kartu Pos untuk Anak SD

Table of Contents

Cara Membuat Kartu Pos untuk Anak SD

Pelajarnews.com - Kartu pos adalah salah satu cara yang menyenangkan untuk berkomunikasi dengan teman, keluarga, atau orang lain yang jauh dari kita. 

Kartu pos bisa menunjukkan perasaan, pikiran, atau pengalaman kita dengan cara yang sederhana dan kreatif. Kartu pos juga bisa menjadi media pembelajaran yang efektif untuk anak SD, karena bisa melatih keterampilan menulis, membaca, dan menggambar mereka.

Namun, bagaimana cara membuat kartu pos yang menarik dan bermakna untuk anak SD? Apa saja yang perlu dipersiapkan dan diperhatikan? Bagaimana cara mengirim kartu pos yang sudah jadi? Dalam artikel ini, saya akan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dan memberikan langkah-langkah mudah untuk membuat kartu pos untuk anak SD. Yuk, simak penjelasan saya berikut ini!

{getToc} $title={Table of Contents}

Persiapan Membuat Kartu Pos

Sebelum kita mulai membuat kartu pos, kita perlu menyiapkan beberapa hal terlebih dahulu, yaitu:

  • Kertas karton. Kertas karton adalah bahan utama untuk membuat kartu pos. Kita bisa menggunakan kertas karton berwarna atau polos, sesuai dengan selera kita. Ukuran kertas karton yang ideal untuk kartu pos adalah sekitar 15 x 10 cm, atau seukuran kartu nama. Kita bisa memotong kertas karton sesuai dengan ukuran yang kita inginkan, atau membeli yang sudah berbentuk kartu pos di toko alat tulis.
  • Alat tulis. Alat tulis yang kita butuhkan untuk membuat kartu pos adalah pensil, penghapus, penggaris, gunting, lem, dan alat tulis berwarna, seperti spidol, krayon, cat air, atau pensil warna. Alat tulis berwarna ini akan membantu kita untuk menghias kartu pos dengan lebih menarik dan variatif.
  • Hiasan. Hiasan adalah elemen tambahan yang bisa kita gunakan untuk mempercantik kartu pos. Hiasan bisa berupa stiker, gambar, foto, potongan majalah, kertas origami, atau apapun yang kita suka. Hiasan ini bisa kita tempelkan di kartu pos dengan menggunakan lem, atau kita bisa membuatnya sendiri dengan menggambar atau melipat kertas.
  • Amplop. Amplop adalah benda yang digunakan untuk menyimpan dan melindungi kartu pos saat kita mengirimkannya. Amplop bisa kita beli di toko alat tulis, atau kita bisa membuatnya sendiri dengan menggunakan kertas. Ukuran amplop harus sesuai dengan ukuran kartu pos, agar kartu pos tidak terlipat atau rusak. Amplop juga bisa kita hias dengan cara yang sama seperti kartu pos, agar terlihat lebih cantik dan personal.
  • Perangko. Perangko adalah benda yang wajib kita tempelkan di amplop saat kita mengirim kartu pos. Perangko adalah tanda bahwa kita sudah membayar biaya pengiriman kartu pos. Perangko bisa kita beli di kantor pos, atau di tempat lain yang menjualnya. Harga perangko tergantung pada tujuan dan berat kartu pos yang kita kirim. Kita bisa memilih perangko yang sesuai dengan tema atau gambar yang kita suka, agar lebih menyenangkan.

Langkah-langkah Membuat Kartu Pos untuk Anak SD

Setelah kita menyiapkan semua bahan dan alat yang dibutuhkan, kita bisa mulai membuat kartu pos dengan mengikuti langkah-langkah berikut ini:

Langkah 1: Tentukan Tema dan Tujuan Kartu Pos

Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah menentukan tema dan tujuan kartu pos yang kita buat. Tema adalah ide atau konsep yang menjadi dasar dari isi dan desain kartu pos. Tujuan adalah alasan atau maksud kita mengirim kartu pos kepada seseorang. Tema dan tujuan ini akan membantu kita untuk menulis dan menghias kartu pos dengan lebih mudah dan sesuai.

Beberapa contoh tema dan tujuan kartu pos yang bisa kita pilih adalah:

  • Ucapan selamat. Tema ini cocok untuk mengirim kartu pos saat ada peristiwa atau momen spesial, seperti ulang tahun, hari raya, lulus sekolah, atau lainnya. Tujuannya adalah untuk memberikan ucapan selamat dan doa kepada penerima kartu pos.
  • Perkenalan diri. Tema ini cocok untuk mengirim kartu pos saat kita ingin berkenalan dengan seseorang yang baru kita kenal, seperti teman sekelas, guru, atau tetangga baru. Tujuannya adalah untuk memperkenalkan diri kita dan menunjukkan ketertarikan kita untuk berteman dengan penerima kartu pos.
  • Cerita pengalaman. Tema ini cocok untuk mengirim kartu pos saat kita ingin berbagi cerita atau pengalaman yang menarik atau penting bagi kita, seperti liburan, hobi, prestasi, atau lainnya. Tujuannya adalah untuk menyampaikan informasi dan kesan yang kita rasakan kepada penerima kartu pos.
  • Undangan. Tema ini cocok untuk mengirim kartu pos saat kita ingin mengundang seseorang untuk menghadiri acara atau kegiatan yang kita selenggarakan atau ikuti, seperti pesta, lomba, kunjungan, atau lainnya. Tujuannya adalah untuk memberitahu detail dan alasan mengapa kita mengundang penerima kartu pos.

Tentu saja, kita bisa memilih tema dan tujuan lain yang kita inginkan, asalkan sesuai dengan situasi dan kondisi kita. Kita juga bisa menggabungkan beberapa tema dan tujuan dalam satu kartu pos, asalkan tidak terlalu banyak atau berantakan.

Langkah 2: Tulis Isi Kartu Pos

Langkah kedua yang harus kita lakukan adalah menulis isi kartu pos. Isi kartu pos adalah pesan atau teks yang kita tulis di kartu pos untuk disampaikan kepada penerima kartu pos. Isi kartu pos biasanya terdiri dari dua bagian, yaitu:

  • Sapaan. Sapaan adalah kata atau kalimat yang kita tulis di awal kartu pos untuk menyapa penerima kartu pos. Sapaan bisa berupa nama, panggilan, atau gelar penerima kartu pos, atau bisa juga berupa kata umum seperti “Halo”, “Hai”, atau “Selamat”. Sapaan harus ditulis dengan hormat dan ramah, sesuai dengan hubungan kita dengan penerima kartu pos.
  • Isi pesan. Isi pesan adalah bagian utama dari kartu pos, yang berisi tema dan tujuan kartu pos yang kita pilih. Isi pesan bisa berupa ucapan, perkenalan, cerita, undangan, atau apapun yang kita ingin sampaikan kepada penerima kartu pos. Isi pesan harus ditulis dengan jelas, singkat, dan menarik, sesuai dengan karakteristik dan minat penerima kartu pos.

Saat menulis isi kartu pos, kita harus memperhatikan beberapa hal, yaitu:

  • Gunakan bahasa yang mudah dimengerti. Kita harus menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh penerima kartu pos, baik itu bahasa Indonesia, bahasa daerah, bahasa asing, atau bahasa campuran. Kita juga harus menghindari penggunaan bahasa yang terlalu formal, kaku, atau baku, karena bisa membuat kartu pos terlihat tidak hangat atau akrab. Kita bisa menggunakan bahasa yang santai, sederhana, dan sehari-hari, asalkan tetap sopan dan tidak kasar.
  • Gunakan kata ganti pribadi. Kita harus menggunakan kata ganti pribadi yang sesuai dengan orang yang kita bicarakan di kartu pos, baik itu “saya”, “kamu”, “dia”, “kita”, atau lainnya. Kata ganti pribadi ini akan membuat kartu pos terlihat lebih personal dan langsung, serta menunjukkan rasa hormat dan perhatian kita kepada penerima kartu pos.
  • Gunakan suara aktif dalam menulis kartu pos, yaitu dengan menempatkan subjek atau pelaku di depan kalimat, dan objek atau sasaran di belakang kalimat. Suara aktif akan membuat kartu pos terlihat lebih hidup dan dinamis, serta menunjukkan siapa yang bertanggung jawab atas tindakan atau peristiwa yang kita tulis. 

Langkah 3: Hias Kartu Pos

Langkah ketiga yang harus kita lakukan adalah menghias kartu pos. Menghias kartu pos adalah cara untuk menambahkan unsur visual atau gambar yang sesuai dengan tema dan tujuan kartu pos yang kita buat. Menghias kartu pos bisa membuat kartu pos terlihat lebih cantik, menarik, dan unik, serta menunjukkan kreativitas dan kepribadian kita.

Saat menghias kartu pos, kita bisa menggunakan beberapa cara, yaitu:

  • Menggambar. Menggambar adalah cara yang paling sederhana dan mudah untuk menghias kartu pos. Kita bisa menggambar apa saja yang kita inginkan di kartu pos, asalkan sesuai dengan tema dan tujuan kartu pos. Kita bisa menggambar dengan menggunakan pensil, spidol, krayon, cat air, atau pensil warna, sesuai dengan selera kita. Kita juga bisa menggambar dengan menggunakan teknik atau gaya yang berbeda, seperti sketsa, doodle, kartun, atau realis.
  • Menempelkan hiasan. Menempelkan hiasan adalah cara yang lebih variatif dan kaya untuk menghias kartu pos. Kita bisa menempelkan hiasan yang sudah ada, seperti stiker, gambar, foto, potongan majalah, atau lainnya, atau kita bisa membuat hiasan sendiri, seperti kertas origami, bunga kering, atau lainnya. Kita bisa menempelkan hiasan di kartu pos dengan menggunakan lem, atau kita bisa membuat lubang dan mengikatnya dengan benang atau tali.
  • Membuat pola atau motif. Membuat pola atau motif adalah cara yang lebih rapi dan simpel untuk menghias kartu pos. Kita bisa membuat pola atau motif di kartu pos dengan menggunakan penggaris, gunting, atau alat lain yang bisa membentuk garis atau bentuk tertentu. Kita bisa membuat pola atau motif yang berulang, seperti kotak, lingkaran, bintang, atau lainnya, atau kita bisa membuat pola atau motif yang acak, seperti titik, garis, atau lainnya.

Saat menghias kartu pos, kita harus memperhatikan beberapa hal, yaitu:

  • Sesuaikan dengan tema dan tujuan kartu pos. Kita harus menghias kartu pos dengan cara yang sesuai dengan tema dan tujuan kartu pos yang kita pilih. Kita harus memilih warna, gambar, atau hiasan yang cocok dengan pesan atau suasana yang kita ingin sampaikan kepada penerima kartu pos. Kita juga harus menghindari menghias kartu pos dengan cara yang bertentangan atau tidak relevan dengan tema dan tujuan kartu pos.
  • Jaga keseimbangan antara teks dan gambar. Kita harus menjaga keseimbangan antara teks dan gambar yang ada di kartu pos. Kita tidak boleh menulis teks yang terlalu banyak atau terlalu sedikit, atau menghias kartu pos dengan gambar yang terlalu besar atau terlalu kecil. Kita harus memastikan bahwa teks dan gambar yang ada di kartu pos bisa terlihat dengan jelas dan tidak saling mengganggu atau menutupi.
  • Jaga kebersihan dan kerapihan kartu pos. Kita harus menjaga kebersihan dan kerapihan kartu pos yang kita buat. Kita harus menghindari membuat kartu pos yang kotor, berdebu, atau basah, karena bisa merusak kualitas kartu pos. Kita juga harus menghindari membuat kartu pos yang berantakan, robek, atau sobek, karena bisa mengurangi keindahan kartu pos. Kita harus memastikan bahwa kartu pos yang kita buat terlihat bersih dan rapi.

Langkah-langkah Mengirim Kartu Pos

Setelah kita selesai membuat kartu pos, kita bisa mengirim kartu pos kepada penerima kartu pos dengan mengikuti langkah-langkah berikut ini:

Langkah 1: Tulis Alamat Penerima Kartu Pos

Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah menulis alamat penerima kartu pos. Alamat penerima kartu pos adalah informasi yang menunjukkan lokasi atau tempat tinggal penerima kartu pos. Alamat penerima kartu pos harus ditulis dengan lengkap dan jelas, agar kartu pos bisa sampai dengan tepat dan cepat.

Saat menulis alamat penerima kartu pos, kita harus memperhatikan beberapa hal, yaitu:

  • Tulis alamat penerima kartu pos di amplop. Kita harus menulis alamat penerima kartu pos di amplop, bukan di kartu pos. Hal ini karena kartu pos akan dimasukkan ke dalam amplop, dan amplop yang akan dilihat oleh petugas pengiriman. Jika kita menulis alamat penerima kartu pos di kartu pos, maka alamat tersebut tidak akan terlihat atau terbaca, dan kartu pos bisa salah alamat atau hilang.
  • Tulis alamat penerima kartu pos di bagian depan amplop. Kita harus menulis alamat penerima kartu pos di bagian depan amplop, bukan di bagian belakang amplop. Hal ini karena bagian depan amplop adalah bagian yang paling mudah dilihat dan dibaca oleh petugas pengiriman. Jika kita menulis alamat penerima kartu pos di bagian belakang amplop, maka alamat tersebut bisa tertutup atau terbalik, dan kartu pos bisa salah alamat atau hilang.
  • Tulis alamat penerima kartu pos dengan rapi dan jelas. Kita harus menulis alamat penerima kartu pos dengan rapi dan jelas, agar mudah dibaca dan dipahami oleh petugas pengiriman. Kita harus menggunakan huruf yang besar, tegak, dan tidak miring, serta menghindari coretan, goresan, atau tumpahan. Kita juga harus menggunakan tinta yang hitam, biru, atau gelap, serta menghindari tinta yang terang, pudar, atau luntur.

Format alamat penerima kartu pos yang umum digunakan adalah sebagai berikut:

  • Nama penerima kartu pos
  • Nama jalan, nomor rumah, RT/RW (jika ada)
  • Nama kelurahan, kecamatan
  • Nama kota, kode pos
  • Nama provinsi, negara (jika perlu)

Contoh alamat penerima kartu pos yang benar adalah:

  • Budi Santoso
  • Jl. Merdeka No. 10 RT 01 RW 02
  • Kel. Sukamaju, Kec. Sukaraja
  • Bogor, 16151
  • Jawa Barat, Indonesia

Langkah 2: Tulis Alamat Pengirim Kartu Pos

Langkah kedua yang harus kita lakukan adalah menulis alamat pengirim kartu pos. Alamat pengirim kartu pos adalah informasi yang menunjukkan lokasi atau tempat tinggal kita sendiri. 

Alamat pengirim kartu pos harus ditulis dengan lengkap dan jelas, agar kartu pos bisa dikembalikan ke kita jika terjadi kesalahan atau masalah dalam pengiriman.

Saat menulis alamat pengirim kartu pos, kita harus memperhatikan beberapa hal, yaitu:

  • Tulis alamat pengirim kartu pos di amplop. Kita harus menulis alamat pengirim kartu pos di amplop, bukan di kartu pos. Hal ini karena kartu pos akan dimasukkan ke dalam amplop, dan amplop yang akan dilihat oleh petugas pengiriman. Jika kita menulis alamat pengirim kartu pos di kartu pos, maka alamat tersebut tidak akan terlihat atau terbaca, dan kartu pos bisa salah alamat atau hilang.
  • Tulis alamat pengirim kartu pos di bagian belakang amplop. Kita harus menulis alamat pengirim kartu pos di bagian belakang amplop, bukan di bagian depan amplop. Hal ini karena bagian belakang amplop adalah bagian yang paling aman dan terlindung dari kerusakan atau kehilangan. Jika kita menulis alamat pengirim kartu pos di bagian depan amplop, maka alamat tersebut bisa tertutup atau terbalik, dan kartu pos bisa salah alamat atau hilang.
  • Tulis alamat pengirim kartu pos dengan rapi dan jelas. Kita harus menulis alamat pengirim kartu pos dengan rapi dan jelas, agar mudah dibaca dan dipahami oleh petugas pengiriman. Kita harus menggunakan huruf yang besar, tegak, dan tidak miring, serta menghindari coretan, goresan, atau tumpahan. Kita juga harus menggunakan tinta yang hitam, biru, atau gelap, serta menghindari tinta yang terang, pudar, atau luntur.

Format alamat pengirim kartu pos yang umum digunakan adalah sama dengan format alamat penerima kartu pos, yaitu:

  • Nama pengirim kartu pos
  • Nama jalan, nomor rumah, RT/RW (jika ada)
  • Nama kelurahan, kecamatan
  • Nama kota, kode pos
  • Nama provinsi, negara (jika perlu)

Contoh alamat pengirim kartu pos yang benar adalah:

  • Rani Putri
  • Jl. Cendrawasih No. 5 RT 03 RW 04
  • Kel. Cempaka, Kec. Cilacap
  • Cilacap, 53211
  • Jawa Tengah, Indonesia

Langkah 3: Tempelkan Perangko di Amplop

Langkah ketiga yang harus kita lakukan adalah menempelkan perangko di amplop. Perangko adalah benda yang wajib kita tempelkan di amplop saat kita mengirim kartu pos. Perangko adalah tanda bahwa kita sudah membayar biaya pengiriman kartu pos. 

Perangko bisa kita beli di kantor pos, atau di tempat lain yang menjualnya. Harga perangko tergantung pada tujuan dan berat kartu pos yang kita kirim. Kita bisa memilih perangko yang sesuai dengan tema atau gambar yang kita suka, agar lebih menyenangkan.

Saat menempelkan perangko di amplop, kita harus memperhatikan beberapa hal, yaitu:

  • Tempelkan perangko di bagian kanan atas amplop. Kita harus menempelkan perangko di bagian kanan atas amplop, bukan di bagian lain amplop. Hal ini karena bagian kanan atas amplop adalah bagian yang paling mudah dilihat dan dibaca oleh petugas pengiriman. Jika kita menempelkan perangko di bagian lain amplop, maka perangko tersebut bisa tertutup atau terbalik, dan kartu pos bisa tidak terkirim atau terlambat.
  • Tempelkan perangko dengan rapi dan kuat. Kita harus menempelkan perangko dengan rapi dan kuat, agar tidak mudah lepas atau rusak. Kita harus menggunakan lem yang cukup, tetapi tidak berlebihan, agar perangko tidak bergeser atau meluber. Kita juga harus menekan perangko dengan hati-hati, agar tidak robek atau sobek.
  • Tempelkan perangko sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan. Kita harus menempelkan perangko sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan, agar kartu pos bisa terkirim dengan lancar. Jumlah perangko yang dibutuhkan tergantung pada tujuan dan berat kartu pos yang kita kirim. Kita bisa menanyakan jumlah perangko yang dibutuhkan kepada petugas kantor pos, atau melihat tabel tarif yang ada di kantor pos. Jika kita menempelkan perangko kurang dari jumlah yang dibutuhkan, maka kartu pos bisa tidak terkirim atau dikenakan biaya tambahan. Jika kita menempelkan perangko lebih dari jumlah yang dibutuhkan, maka kita bisa mengalami kerugian atau pemborosan.

Langkah-langkah Menyimpan Kartu Pos

Jika kita tidak ingin mengirim kartu pos, tetapi hanya ingin menyimpannya sebagai kenang-kenangan atau koleksi, kita bisa menyimpan kartu pos dengan mengikuti langkah-langkah berikut ini:

Langkah 1: Pilih Tempat Penyimpanan yang Aman dan Kering

Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah memilih tempat penyimpanan yang aman dan kering untuk kartu pos. Tempat penyimpanan yang aman dan kering adalah tempat yang tidak mudah dijangkau oleh orang atau hewan lain, serta tidak terkena sinar matahari, air, debu, atau kelembaban. Tempat penyimpanan yang aman dan kering bisa berupa kotak, album, buku, atau lemari.

Saat memilih tempat penyimpanan, kita harus memperhatikan beberapa hal, yaitu:

  • Pilih tempat penyimpanan yang sesuai dengan ukuran dan jumlah kartu pos. Kita harus memilih tempat penyimpanan yang sesuai dengan ukuran dan jumlah kartu pos yang kita miliki. Kita harus memastikan bahwa tempat penyimpanan tidak terlalu besar atau terlalu kecil, agar kartu pos tidak terlipat, tergulung, atau tercecer. Kita juga harus memastikan bahwa tempat penyimpanan tidak terlalu penuh atau terlalu kosong, agar kartu pos tidak tertekan, tergores, atau terjatuh.
  • Pilih tempat penyimpanan yang mudah diakses dan dilihat. Kita harus memilih tempat penyimpanan yang mudah diakses dan dilihat, agar kita bisa menikmati atau memamerkan kartu pos yang kita miliki. Kita harus memastikan bahwa tempat penyimpanan tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah, agar kita tidak kesulitan mengambil atau meletakkan kartu pos. Kita juga harus memastikan bahwa tempat penyimpanan tidak terlalu tersembunyi atau terlalu terbuka, agar kartu pos tidak hilang atau rusak.

Langkah 2: Susun Kartu Pos dengan Rapi dan Teratur

Langkah kedua yang harus kita lakukan adalah menyusun kartu pos dengan rapi dan teratur di tempat penyimpanan yang kita pilih. Menyusun kartu pos dengan rapi dan teratur adalah cara untuk menjaga kebersihan dan kerapihan kartu pos, serta memudahkan kita untuk mencari atau melihat kartu pos yang kita inginkan.

Saat menyusun kartu pos, kita bisa menggunakan beberapa cara, yaitu:

  • Menyusun kartu pos berdasarkan abjad. Menyusun kartu pos berdasarkan abjad adalah cara yang paling sederhana dan umum untuk menyusun kartu pos. Kita bisa menyusun kartu pos berdasarkan abjad nama penerima, pengirim, kota, negara, atau tema kartu pos. Kita bisa memulai dari huruf A sampai Z, atau sebaliknya, sesuai dengan kebiasaan kita. Menyusun kartu pos berdasarkan abjad akan memudahkan kita untuk menemukan kartu pos yang kita cari, karena kita hanya perlu mengingat huruf awalnya.
  • Menyusun kartu pos berdasarkan tanggal. Menyusun kartu pos berdasarkan tanggal adalah cara yang lebih spesifik dan detail untuk menyusun kartu pos. Kita bisa menyusun kartu pos berdasarkan tanggal pengiriman, penerimaan, atau pembuatan kartu pos. Kita bisa memulai dari tanggal yang paling lama sampai yang paling baru, atau sebaliknya, sesuai dengan keinginan kita. Menyusun kartu pos berdasarkan tanggal akan memudahkan kita untuk melihat perkembangan atau sejarah kartu pos yang kita miliki, karena kita bisa mengetahui kapan dan dari mana kartu pos tersebut berasal.
  • Menyusun kartu pos berdasarkan kategori. Menyusun kartu pos berdasarkan kategori adalah cara yang lebih fleksibel dan kreatif untuk menyusun kartu pos. Kita bisa menyusun kartu pos berdasarkan kategori yang kita buat sendiri, sesuai dengan minat atau hobi kita. Kita bisa membuat kategori berdasarkan warna, bentuk, ukuran, gambar, tema, tujuan, atau apapun yang kita suka. Kita bisa memberi nama atau label untuk setiap kategori yang kita buat, agar lebih mudah diingat dan dikenali. Menyusun kartu pos berdasarkan kategori akan memudahkan kita untuk menemukan atau melihat kartu pos yang kita inginkan, karena kita bisa menyortir atau memfilter kartu pos sesuai dengan kriteria yang kita tentukan.

Langkah 3: Lindungi Kartu Pos dari Kerusakan atau Kehilangan

Langkah ketiga yang harus kita lakukan adalah melindungi kartu pos dari kerusakan atau kehilangan. Melindungi kartu pos dari kerusakan atau kehilangan adalah cara untuk menjaga kualitas dan nilai kartu pos, serta menghindari rasa kecewa atau sedih jika kartu pos hilang atau rusak. Melindungi kartu pos dari kerusakan atau kehilangan bisa dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

  • Lapisi kartu pos dengan plastik atau laminasi. Melapisi kartu pos dengan plastik atau laminasi adalah cara yang paling efektif untuk melindungi kartu pos dari kerusakan akibat air, debu, atau kelembaban. Kita bisa melapisi kartu pos dengan plastik atau laminasi yang transparan, agar kartu pos tetap terlihat dengan jelas. Kita bisa melapisi kartu pos dengan plastik atau laminasi sendiri, atau membawanya ke tempat yang menyediakan jasa plastik atau laminasi.
  • Simpan kartu pos di tempat yang sejuk dan kering. Menyimpan kartu pos di tempat yang sejuk dan kering adalah cara yang paling penting untuk melindungi kartu pos dari kerusakan akibat panas, sinar matahari, atau jamur. Kita harus menyimpan kartu pos di tempat yang sejuk dan kering, seperti di dalam lemari, laci, atau kotak. Kita harus menghindari menyimpan kartu pos di tempat yang panas dan lembab, seperti di bawah kasur, di dekat jendela, atau di kamar mandi.
  • Jauhkan kartu pos dari jangkauan anak-anak atau hewan peliharaan. Menjauhkan kartu pos dari jangkauan anak-anak atau hewan peliharaan adalah cara yang paling bijak untuk melindungi kartu pos dari kerusakan akibat tangan atau gigi yang nakal. Kita harus menjauhkan kartu pos dari jangkauan anak-anak atau hewan peliharaan, seperti di atas lemari, di dalam loker, atau di balik pintu. Kita harus menghindari menyimpan kartu pos di tempat yang mudah dijangkau oleh anak-anak atau hewan peliharaan, seperti di atas meja, di bawah sofa, atau di lantai.
Demikianlah artikel tentang cara membuat kartu pos untuk Anak SD, semoga artikel ini bermanfaat dan jika ada tambahan atau saran silahkan tulis di kolom komnetar dibnwah. Terima kasih

Baca juga:
Pelajar News
Pelajar News Pelajar News hadir untuk menjadi jembatan informasi pendidikan bagi para pelajar Indonesia.

Post a Comment