EdukasiInfo

Apa Perbedaan K13 dan Kurikulum Merdeka? Simak Penjelasannya!

139
×

Apa Perbedaan K13 dan Kurikulum Merdeka? Simak Penjelasannya!

Share this article
Apa Perbedaan K13 dan Kurikulum Merdeka? Simak Penjelasannya!

PELAJARNEWS.COM – Pendidikan di Indonesia terus berkembang seiring dengan perubahan kebutuhan zaman. Salah satu perubahan signifikan adalah transisi dari Kurikulum 2013 (K13) ke Kurikulum Merdeka. Apa saja perbedaan antara kedua kurikulum ini, dan bagaimana hal itu memengaruhi siswa, guru, serta orang tua?

Pelajarnews akan membahas perbedaan mendasar antara K13 dan Kurikulum Merdeka, mulai dari pendekatan pembelajaran hingga perangkat ajar.

1. Pendahuluan

Sejak diperkenalkannya K13, pendidikan Indonesia berfokus pada pengembangan kompetensi siswa dalam tiga aspek utama: kognitif, afektif, dan psikomotorik. Namun, seiring waktu, kebutuhan untuk lebih mempersonalisasi pembelajaran mendorong pemerintah memperkenalkan Kurikulum Merdeka. Dengan pendekatan yang lebih fleksibel, kurikulum baru ini bertujuan meningkatkan keterlibatan siswa dan memberikan ruang lebih besar bagi kreativitas guru.

2. Kerangka Dasar

  • K13: Berorientasi pada tujuan Sistem Pendidikan Nasional (SNP) dan Standar Nasional Pendidikan. Fokus utama adalah pengembangan sikap spiritual, sosial, pengetahuan, dan keterampilan yang dirumuskan dalam Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).
  • Kurikulum Merdeka: Selain tetap berlandaskan SNP, kurikulum ini menekankan penguatan Profil Pelajar Pancasila sebagai hasil akhir pendidikan. Struktur kurikulum lebih dinamis dengan integrasi antara pembelajaran reguler dan proyek penguatan karakter.

3. Perangkat Ajar

  • K13: Perangkat ajar terdiri dari buku teks, buku non-teks, dan bahan ajar yang sepenuhnya disediakan pemerintah. Pendekatannya cenderung seragam untuk semua sekolah.
  • Kurikulum Merdeka: Perangkat ajar lebih fleksibel, termasuk modul pembelajaran, media audio-visual, dan bahan yang dikembangkan guru secara mandiri. Guru memiliki kebebasan lebih besar untuk menyesuaikan perangkat ajar dengan kebutuhan siswa.

4. Pendekatan Pembelajaran

  • K13: Menggunakan pendekatan saintifik yang mencakup observasi, bertanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan. Proses ini diterapkan pada semua mata pelajaran tanpa memerhatikan tingkat kebutuhan individu siswa.
  • Kurikulum Merdeka: Menekankan pembelajaran terdiferensiasi sesuai dengan capaian siswa. Pendekatan ini mencakup kombinasi antara intrakurikuler dan proyek penguatan karakter dengan porsi waktu 70-80% untuk pelajaran inti dan 20-30% untuk proyek.
Baca Juga:  Ringkasan Materi Bahasa Inggris Kelas 8 Kurikulum Merdeka Semester 1

5. Struktur Kurikulum

  • K13: Struktur pembelajaran didasarkan pada mata pelajaran wajib dan tambahan dengan alokasi waktu yang tetap. Mata pelajaran seperti IPA dan IPS langsung dipisahkan sejak awal.
  • Kurikulum Merdeka: Menggunakan sistem fase belajar, misalnya Fase E (setara kelas X) dan Fase F (kelas XI dan XII). Mata pelajaran IPA dan IPS pada kelas X belum dipisahkan, memungkinkan pendekatan lebih tematik dan fleksibel. Siswa juga diberikan kebebasan memilih mata pelajaran di kelas XI dan XII sesuai minat.

6. Penilaian

  • K13: Penilaian terdiri dari formatif dan sumatif dengan fokus pada tiga aspek: sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik diterapkan tetapi sering kali membebani guru.
  • Kurikulum Merdeka: Mengedepankan asesmen formatif yang bertujuan memahami kebutuhan siswa secara mendalam. Tidak ada pemisahan tegas antara aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan, karena semuanya terintegrasi dalam asesmen autentik.

7. Kelebihan dan Tantangan

K13

Kelebihan:

  • Pendekatan terstruktur yang memudahkan implementasi di sekolah.
  • Fokus pada pembelajaran saintifik melatih siswa berpikir logis.

Tantangan:

  • Kurang fleksibel, sehingga tidak selalu cocok untuk kebutuhan siswa yang beragam.
  • Membebani guru dengan banyak administrasi.

Kurikulum Merdeka

Kelebihan:

  • Fleksibilitas tinggi dalam pembelajaran dan penilaian.
  • Memberikan ruang untuk kreativitas dan inovasi guru.
  • Meningkatkan keterlibatan siswa melalui proyek berbasis karakter.

Tantangan:

  • Membutuhkan pelatihan guru secara intensif.
  • Tidak semua sekolah memiliki akses ke sumber daya yang memadai.

8. Manfaat bagi Siswa, Guru, dan Orang Tua

  • Siswa: Kurikulum Merdeka memungkinkan siswa belajar sesuai minat dan kebutuhan mereka, yang meningkatkan motivasi dan hasil belajar.
  • Guru: Dengan kebebasan lebih dalam memilih perangkat ajar, guru dapat lebih fokus pada kreativitas dan inovasi dalam mengajar.
  • Orang Tua: Perubahan ini membuka peluang bagi orang tua untuk lebih aktif mendukung proses pembelajaran anak, terutama melalui diskusi tentang minat dan potensi mereka.
Baca Juga:  Ideologi Feminisme: Sejarah, Prinsip Dasar, Jenis-Jenis, serta Pengaruhnya

9. Kesimpulan

Perbedaan antara K13 dan Kurikulum Merdeka mencerminkan evolusi dalam dunia pendidikan Indonesia. Dengan Kurikulum Merdeka, siswa memiliki lebih banyak kebebasan untuk mengeksplorasi potensi mereka, sementara guru dapat lebih inovatif dalam mengajar. Meskipun ada tantangan dalam implementasi, perubahan ini adalah langkah positif untuk menciptakan pendidikan yang lebih inklusif dan relevan.

FAQ

1. Apakah Kurikulum Merdeka akan menggantikan K13 sepenuhnya?
Ya, secara bertahap Kurikulum Merdeka akan menggantikan K13 untuk semua jenjang pendidikan.

2. Bagaimana cara orang tua membantu anak beradaptasi dengan Kurikulum Merdeka?
Orang tua dapat berdiskusi dengan anak tentang minat dan kebutuhannya serta mendukung mereka dalam mengerjakan proyek-proyek sekolah.

3. Apakah guru perlu pelatihan khusus untuk mengajar dengan Kurikulum Merdeka?
Ya, pelatihan diperlukan agar guru dapat memahami pendekatan baru dan menggunakan perangkat ajar dengan optimal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *