PELAJARNEWS.COM – Yogyakarta, kota yang dikenal dengan kekayaan budaya dan sejarah yang mendalam, menjadi saksi bagi sebuah perjalanan edukatif yang sarat makna. Pada bulan Desember 2024, siswa-siswi kelas XI SMA Pangudi Luhur Jogja menggelar kegiatan yang tidak hanya mengasah pengetahuan mereka tentang budaya lokal, tetapi juga mengajak mereka menjadi bagian dari upaya pelestarian warisan budaya yang telah ada sejak ratusan tahun lalu.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), yang bertujuan untuk membentuk karakter pelajar yang berbudi pekerti luhur, mencintai budaya lokal, dan menghargai kearifan nenek moyang.
Kearifan Lokal sebagai Pilar Pendidikan
Program Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) adalah inisiatif yang dirancang untuk memberikan ruang bagi para pelajar untuk menggali, memahami, dan mengaplikasikan nilai-nilai yang terkandung dalam kebudayaan lokal. Di Yogyakarta, yang dikenal dengan julukan “Kota Gudeg” dan pusat kebudayaan Jawa, kegiatan ini memiliki nilai yang sangat penting. Hal ini tidak hanya memberikan pengetahuan kepada para siswa, tetapi juga menanamkan rasa bangga dan cinta terhadap budaya bangsa.
Bagi siswa SMA Pangudi Luhur Jogja, kesempatan ini menjadi pengalaman yang sangat berarti, di mana mereka tidak hanya belajar tentang budaya, tetapi juga berperan aktif sebagai pewaris budaya yang bertanggung jawab. Melalui program ini, mereka diajak untuk menjelajahi berbagai situs bersejarah yang kaya akan nilai-nilai luhur, serta berinteraksi langsung dengan elemen-elemen budaya yang ada di masyarakat.
Eksplorasi Budaya di Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat
Perjalanan budaya mereka dimulai di Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, salah satu simbol kebudayaan Jawa yang tak ternilai. Kraton ini bukan hanya sekadar tempat tinggal para raja, tetapi juga pusat dari nilai-nilai kehidupan yang dihidupi oleh masyarakat Yogyakarta. Dalam kunjungan mereka, para siswa tidak hanya disuguhkan dengan keindahan arsitektur kraton yang megah, tetapi juga filosofi hidup yang tersembunyi di dalamnya.
Setiap ornamen, tata ruang, dan ukiran di Kraton mengandung makna yang mendalam, mengajarkan tentang keseimbangan, keharmonisan, dan pentingnya menjaga hubungan yang baik dengan sesama dan alam.
Nilai-nilai ini disampaikan secara langsung oleh para pemandu lokal yang berpengetahuan luas tentang sejarah dan kebudayaan kraton. Para siswa belajar tentang konsep kepemimpinan Jawa yang adil, bijaksana, dan penuh rasa hormat sebuah pelajaran penting yang relevan dalam konteks kehidupan modern.
Menelusuri Mitos dan Sejarah di Cepuri Parangkusumo
Perjalanan selanjutnya membawa siswa-siswi ke Cepuri Parangkusumo, sebuah tempat yang sarat akan mitos dan legenda. Di sini, mereka belajar mengenai hubungan antara kepercayaan lokal dan sejarah, khususnya yang berkaitan dengan Kerajaan Mataram.
Pemandu setempat mengajak mereka untuk menggali makna dari mitos-mitos yang berkembang, seperti kisah pertemuan raja Mataram dengan Ratu Pantai Selatan yang sangat terkenal dalam cerita rakyat Yogyakarta.
Melalui pengamatan ini, para siswa mendapatkan wawasan tentang bagaimana masyarakat Yogyakarta memandang mitos bukan hanya sebagai cerita, tetapi juga sebagai bagian dari pembentukan identitas dan pandangan hidup mereka. Mitos-mitos ini mengajarkan pentingnya kesadaran akan hubungan manusia dengan alam serta bagaimana cara hidup yang seimbang dan penuh rasa hormat terhadap kekuatan alam.
Menghargai Alam dan Tradisi di Pantai Parangkusumo
Kegiatan budaya puncak yang dilakukan para siswa ini adalah kunjungan mereka ke Pantai Parangkusumo, sebuah tempat yang memiliki kaitan erat dengan kehidupan masyarakat Yogyakarta. Pantai ini bukan hanya terkenal dengan keindahan alamnya, tetapi juga dengan kekayaan budaya yang telah terjalin selama berabad-abad. Di pantai ini, masyarakat lokal melakukan upacara adat yang bertujuan untuk menghormati laut sebagai sumber kehidupan.
Upacara adat yang mereka saksikan memiliki makna mendalam tentang hubungan antara manusia dan alam. Para siswa menyaksikan secara langsung bagaimana masyarakat setempat menjaga keseimbangan dengan alam, serta bagaimana tradisi ini mampu mempererat hubungan sosial dan memperkuat rasa solidaritas dalam komunitas.
Bagi para siswa, ini adalah pelajaran yang sangat berharga tentang bagaimana menghargai dan menjaga lingkungan hidup kita.
Dokumentasi Perjalanan Budaya dalam Film Dokumenter
Untuk mengabadikan perjalanan budaya yang penuh makna ini, para siswa SMA Pangudi Luhur Jogja berencana untuk mendokumentasikan pengalaman mereka dalam bentuk film dokumenter. Melalui film ini, mereka berharap dapat memperkenalkan kekayaan budaya Yogyakarta kepada masyarakat luas, sekaligus menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pelestarian kearifan lokal di tengah perubahan zaman yang sangat cepat ini.
Film dokumenter ini bukan hanya menjadi bukti hasil eksplorasi budaya mereka, tetapi juga berfungsi sebagai sarana untuk menyebarluaskan pengetahuan tentang budaya lokal kepada generasi mendatang.
Dalam era globalisasi dan kemajuan teknologi yang pesat, dokumentasi semacam ini menjadi cara yang efektif untuk melestarikan warisan budaya dan menjaganya agar tetap relevan bagi generasi muda.
Peran Generasi Muda dalam Pelestarian Budaya
Perjalanan para siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Jogja dalam menyusuri kearifan lokal Yogyakarta bukan hanya sekadar kegiatan wisata atau pembelajaran biasa. Lebih dari itu, kegiatan ini mengajarkan mereka untuk menjadi bagian dari pelestarian budaya yang diwariskan oleh nenek moyang mereka.
Sebagai generasi muda, mereka memiliki peran penting dalam memastikan bahwa nilai-nilai luhur yang terkandung dalam budaya dan tradisi lokal tetap hidup dan dihargai, meskipun zaman terus berubah.
Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang kearifan lokal, para siswa diharapkan dapat mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari, serta menjadi agen perubahan yang dapat memajukan bangsa tanpa melupakan akar budaya mereka.