PELAJARNEWS.COM – Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) mengambil langkah strategis dalam membangun fondasi peradaban Islam melalui program STORY: Student Write-Art of Culture and Inclusivity di Solo, Jawa Tengah. Program ini merupakan manifestasi nyata dari komitmen organisasi dalam meningkatkan kapasitas literasi generasi muda Muslim.
Ketua Umum Pimpinan Pusat IPM, Riandy Prawita, menegaskan bahwa program yang telah memasuki tahun kedua ini dirancang sebagai wadah kolaborasi inklusif. “Program ini membuktikan kemampuan kami berkolaborasi dengan berbagai pihak sebagai bagian dari ikhtiar organisasi,” jelasnya pada pembukaan kegiatan tersebut.
Implementasi Program yang Komprehensif
Program STORY diimplementasikan melalui rangkaian kegiatan Culture, Literacy, and Art-Based Initiatives on Promoting Inclusive Society (CLAP Project). Para peserta dari berbagai daerah mendapatkan fasilitas lengkap untuk menunjang pelatihan mereka.
Menurut Riandy, keterlibatan pemateri dari luar Muhammadiyah justru memberikan nilai tambah. “Ini membuka wawasan baru bagi para pelajar dan mencegah pemikiran yang terlalu internal,” tambahnya.
Warisan Literasi sebagai Pondasi Peradaban
Sekretaris PP Muhammadiyah, Muhammad Sayuti, mengingatkan bahwa tradisi literasi telah mengakar kuat dalam sejarah organisasi. Beliau menekankan bahwa Ahmad Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah dikenal memiliki kemampuan literasi yang sangat baik.
“Peradaban Islam masa depan bergantung pada kemampuan kita mempertahankan tradisi literasi. Tanpa budaya literasi yang kuat, kita akan mudah terpengaruh informasi yang menyesatkan, dan kebangkitan peradaban Islam akan sulit terwujud,” tegas Sayuti.
Proses Seleksi yang Ketat dan Terstruktur
Project Manager CLAP, Uliman Nabila Adinta, menjelaskan proses seleksi yang komprehensif:
Tahap Awal:
- 60 pendaftar mengikuti seleksi
- Penyaringan administrasi
- Pengumpulan karya (tulisan, fotografi, video)
Tahap Lanjutan:
- Wawancara mendalam
- Asesmen pengetahuan budaya
- Evaluasi pemahaman diri
Hasil Akhir:
- 20 peserta terpilih
- Kriteria: keberagaman daerah
- Penilaian kualitas karya
Program Pelatihan Intensif
Selama empat hari, peserta mengikuti berbagai kegiatan:
Kunjungan Lapangan:
- Kampung Batik Laweyan
- Lokananta
- Pasar Legi
- Kuliner khas Solo
Pengembangan Keterampilan:
- Teknik penulisan
- Praktik observasi
- Pelatihan fotografi
Produksi Konten:
- Pembuatan karya original
- Kampanye media sosial
- Dokumentasi kegiatan
Potensi dan Prospek Masa Depan
Muhammad Sayuti menekankan potensi besar yang dimiliki Muhammadiyah:
- Satu juta pelajar per tahun
- Sumber daya potensial untuk pengembangan
- Kebutuhan pemberdayaan berkelanjutan
- Fokus pada pendidikan masa depan
Dampak dan Keberlanjutan Program
Program STORY dirancang untuk memberikan dampak jangka panjang:
Pengembangan Kapasitas:
- Peningkatan kemampuan literasi
- Penguatan pemahaman budaya
- Pengembangan kreativitas
Networking:
- Pembentukan jaringan antar peserta
- Kolaborasi lintas daerah
- Platform pertukaran ide
Keberlanjutan:
- Integrasi dengan program CLAP
- Monitoring berkala
- Evaluasi dampak
Kesimpulan
Inisiatif IPM melalui program STORY menunjukkan keseriusan organisasi dalam membangun fondasi literasi untuk peradaban Islam masa depan. Dengan pendekatan sistematis dan inklusif, program ini diharapkan dapat melahirkan generasi muda Muhammadiyah yang memiliki kemampuan literasi tinggi dan pemahaman mendalam tentang nilai-nilai Islam dan budaya.
Keberhasilan program ini akan menjadi tonggak penting dalam upaya Muhammadiyah membangun peradaban Islam yang berkemajuan, sesuai dengan cita-cita pendirinya. Melalui kombinasi tradisi dan inovasi, IPM terus berupaya mewujudkan visi besarnya dalam pengembangan literasi Islam yang berkualitas.